Akademi Berea buka kelas baru



Akademi Berea buka kelas baru

Akan dibuka kelas baru angkatan IX, 6 Agustus 2007

Setiap hari Senin: 09:00 -14:00

Tempat Pendaftaran:
Sekretariat Akademi Berea
Karawaci Office Park
Ruko Pinangsia Blok H-52 Lippo Karawaci, Tangerang
Tel: 021-55794149
Fax: 021-55794150
email: Berea21@gmail.com

Kesaksian - Firman yang hanya dari Alkitab saja

Saya mengenal Berea melalui Pdt. Hosea Litaniwan. Pada waktu itu Pdt. Hosea mengundang saya untuk ikut acara retret Rev. Dr. Ki Dong Kim dengan judul Kuasa Kepemimpinan Rohani. Pdt. Hosea mengatakan bahwa pengajaran Rev. Dr. Ki Dong Kim berbeda dari yang lain. Dalam hati saya apa bedanya dengan seminar lain yang pernah saya ikuti? Meski sedang sibuk saya menyetujui ajakan beliau untuk ikut retret Berea secara penuh.

Sungguh diluar dugaan, saya benar-benar dibuat terkesima dengan firman yang dibawakan oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim. Baru kali ini saya merasakan betapa Injil kita sungguh dahsyat. Firman Tuhan mengalir dari mulut beliau tanpa berhenti. Firman itu memberikan kuasa bagi semua orang percaya. Sebagai pembicara Dr. Kim hanya memiliki satu referensi saja yaitu Alkitab. Tanpa ditambah dan dikurangi. Tanpa ada pendapat pribadi. Semuanya firman Tuhan. 100% firman Tuhan. Firman Tuhan yang hanya dari Alkitab saja. Tanpa diembel-embeli dengan filsafat-filsafat ciptaan manusia.

Firman Tuhan yang disampaikan Rev. Dr. Ki Dong Kim begitu mempesona. Benar-benar luar biasa. Firman mengalir bagaikan aliran-aliran air hidup dari sorga yang mampu menghidupkan roh jiwa yang mati. Seyogyanya hamba-hamba Tuhan membawakan firman Tuhan seperti Rev. Dr. Ki Dong Kim.

Sungguh retret ini sangat baik bagi kita semua. Saya mengajak saudara untuk mengikuti retret ini dan pasti saudara akan mendapatkan berkat Tuhan yang luar biasa.

Tuhan memberkati!

Mayjen TNI (Purn) Pranowo
Peserta Akademi Berea

Kesaksian - Firman yang membangkitkan suamiku

Pada Selasa pagi tepatnya 1 Maret 2005. Seperti biasa kami mengadakan ibadah komsel di klinik saya dan ada beberapa jemaat Berea dan peserta Akademi Berea yang ikut serta dalam komsel tersebut, tiba-tiba saya mendengar teriakan dari pembantu rumah saya bahwa bapak (suami saya) jatuh. Saya secepatnya berlari ke bawah dan melihat suami saya telah terkapar dan nafasnya tersengal-sengal, kemudian tidak bergerak sama sekali. Waktu itu saya cek detak jantung maupun nadinya, ternyata berhenti dan wajahnya sudah hitam dan juga kotorannya sudah keluar. Tetapi dalam keadaan tersebut saya berteriak dan berdoa sekuat tenaga saya bersama dengan beberapa jemaat komsel. Saya katakan, " Hai roh najis! engkau keluar dari tubuh suami saya!" Dan kami berdoa meminta agar roh dan jiwa suami saya kembali ke tubuhnya.
Kami berteriak, "Tuhan Yesus, tolong!" Teriakan dan doa kami saya rasakan seperti menjebol tembok atap rumah saya dan langsung mencapai sorga. Setelah berteriak hampir 40 menit, tiba-tiba suami saya sadar kembali dan ia membuka matanya, walaupun pertama-tama masih gelap, tetapi tak lama kemudian dia bisa melihat dengan jelas.
Tiba-tiba saya teringat firman Tuhan dimana Lazarus dibangkitkan setelah mati selama empat hari dan juga anak Yairus ketika dibangkitkan oleh Tuhan, diperintahkan untuk diberi makan. Kemudian saya memberi minum pada suami saya, anehnya setelah itu suami saya dapat berjalan sendiri ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit yang berada dekat rumah saya.
Setelah diperiksa oleh dokter di sana, dokter itu mengatakan bahwa suami saya mengalami hal yang aneh karena begitu dicek jantungnya, dokter itu mengatakan jantungnya pernah berhenti, karena ia bisa melihat bahwa jantung suami saya masih bergetar dan belum bekerja dengan normal.
Puji Tuhan, saya benar-benar bersyukur karena saya banyak mengerti kebenaran waktu belajar di Akademi Berea dan juga mendengar khotbah dari Pdt. Dr. Ki Dong Kim, sehingga saya tidak cepat-cepat membawa suami saya ke rumah sakit. Tetapi berdoa dan bersandar pada Firman Tuhan, sehingga suami saya bisa dihidupkan kembali oleh Tuhan Yesus.
Kemuliaan hanya untuk Tuhan Yesus. Haleluya, Amin.

Oleh dr. Herawati
Peserta Akademi Berea

Kesaksian - Firman yang mengubah hidupku

Syalom,

Saya seorang Gembala Sidang di satu jemaat yang sudah menjalani pendidikan Theologia kurang lebih 5 tahun.
Sebelum saya membaca buku-buku karya Bp Ki Dong Kim, selama saya menjalani kehidupan pelayanan dan tanggung jawab saya sebagai Gembala Sidang, saya sering merasa kehabisan bahan khotbah tetapi setelah saya membaca buku-buku karya Bp Ki Dong Kim, membuat saya semangat lagi dalam mengemban tanggung jawab sebagai Gembala Sidang. Karena apa yang saya dapat melalui buku itu bukan hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi benar-benar saya terapkan di dalam pelayanan dan benar-benar merubah saya, baik saat saya berkhotbah maupun pada jemaat yang mendengarnya.

Terus terang, selama saya belajar Theologia, baru saat ini saya menemukan seorang penulis buku Theologia tanpa catatan kaki. Artinya bahwa buku yang ditulis oleh Bp Ki Dong Kim itu adalah inspirasi dari Tuhan secara langsung. Karena ajarannya yang Alkitabiah, membaca buku-buku karya beliau benar-benar mengubah kebodohan saya selama ini dan juga menambah pengalaman yang baru dalam kehidupan iman saya. Semuanya itu membuat saya ingin terus belajar di Berea Akademi. Pesan saya adalah, agar Bp Ki Dong Kim dan orang-orang berea untuk terus menulis buku-buku yang memberitakan kebenaran Firman Tuhan.
Kesaksian Pdt Kostiara
Peserta Akademi Berea

Kesaksian - Mengerti gambar kehendak Allah

Yang Bodoh diberi karunia dan kuasa untuk mengerti Gambar Kehendak.

Pada tanggal 7-10 Juni 2005 saya ikut retret yang diadakan oleh tim Berea di Indonesia berlokasi di Lembah Sukanagalih. Memang saya harus jujur mengakui bahwa saya sama seperti seorang yang paling bodoh di antara sekian banyak orang yang ikut retret tersebut. Pada saat firman Tuhan disampaikan oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim saya sama sekali seperti seorang asing yang baru datang ke negeri yang belum pernah saya kenal. Sedangkan saya dipercayai oleh Tuhan Yesus untuk memimpin suatu jemaat lokal sudah lama bertahun-tahun dan selalu memberi makan kepada jemaat Tuhan melalui firman-Nya. Setelah saya berdoa, saat itu timbul dari dalam hati saya “buka hatimu… rendahkan hatimu…, kemudian saya ingat, selama ini saya telah dipenuhi dogma dan doktrin, pantas saya datang hanya menangkap angin saja.
Saya disponsori oleh beberapa teman Berea, terutama oleh Pak Samuel Tarman yang terus menerus dan tak bosan-bosannya membina saya atas pelajaran Berea.
Sahabat-sahabatku yang kekasih dalam Yesus, retret Rev. Dr. Ki Dong Kim yang saya ikuti sebanyak 3 kali retret sangat memberkati. Melaluinya saya lebih memahami apa sebenarnya misi jemaat Perjanjian Baru, saya tidak sulit mengerti firman Tuhan dan saya lebih mudah menggali ayat firman Tuhan dan saat-saat menghadapi khotbah tidak sesulit seperti sebelum saya ikut retret tersebut, juga saya mengalami tanda-tanda ajaib penyertaan kuasa Yesus, keluarga saya dipulihkan dan penyakit disembuhkan, mengusir roh-roh najis dari orang yang kerasukan langsung keluar dari tubuh orang tersebut.
Akhirnya saya juga mengambil keputusan untuk belajar lebih mendalam memahami firman Tuhan, saya ikut Berea Akademi. Di Akademi Berea firman Tuhan dikupas lebih mendalam dan akhirnya saya mengerti Gambar kehendak Allah Seutuhnya. Saya merasa diperlengkapi oleh senjata firman Tuhan yang sangat jelas dalam memenangi peperangan di ladang rohani.
Akhir kata, bagi hamba-hamba Tuhan yang ingin menyaksikan dan mengalami sendiri kuasa Tuhan lewat pengajaran yang benar, datanglah bersama dalam retret Rev. Dr. Ki Dong Kim dan Akademi Berea, maka Anda akan mengalami berkat kasih karunia dan damai sejahtera dari sumber sempurna yaitu Yesus Kristus. Amin.
Oleh Pdt. Rudy Iskandar
Peserta Akademi Berea

Kesaksian - Mengetahui Firman Allah yang dalam

Mengetahui Firman Allah yang dalam setelah ikut Akademi Berea
Sejak saya selesai mengikuti pendidikan sekolah teologia di salah satu daerah di Sulawesi Selatan, saya datang ke Jakarta dan saya belajar melayani Tuhan pada salah satu gereja yang digembalakan oleh ibu Pdt. Linawati Setiawan di daerah Bekasi. Melalui ibu gembala, saya diajak untuk ikut belajar firman Allah di sekolah Akademi Berea di Tangerang.
Saya mulai ikut sekolah Akademi Berea hari Senin 4 September 2000. Pada saat pertama kali ikut belajar, sungguh diluar dugaan saya, saya benar-benar dibuat terkagum oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim mengajar dengan diterjemahkan oleh ibu Pdt. Yohana Koh, yaitu bagaimana kita harus memberikan wibawa kepada Alkitab yang dalamnya memuat firman Allah, perkataan langsung dari Allah. Pada saat itu saya mulai belajar untuk memberi wibawa membaca Alkitab yaitu setiap hari saya mau baca Alkitab. Hari Senin Injil Matius, hari Selasa Injil Markus dan hari Rabu Injil Lukas, dan seterusnya. Pada saat itu saya mulai mengalami apa yang dikatakan Yohanes 7:38, “Barangsiapa percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Melalui sekolah Akademi Berea, saya banyak menerima pengajaran-pengajaran firman Allah, salah satunya adalah tentang Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Doa Bapa Kami adalah doa yang sempurna, dan setelah saya memahami Doa Bapa Kami, maka hampir tiap hari berdoa Bapa Kami kurang lebih 50 atau 100 kali. Belum lagi bagaimana berdoa secara akal dan berdoa berbahasa roh.
Di pengajaran Akademi Berea, saya menerima pengetahuan tentang dunia roh atau dunia rohani yang begitu tinggi, yaitu Kepribadian Iblis, Kepribadian Roh Bidat, Roh Penyesat, Roh Jahat, Roh Kotor/Roh Najis. Untuk menerima pengetahuan dari semua ini, saya tekun ikut sekolah Akademi Berea dan semua buku tulisan Rev. Dr. Ki Dong Kim saya baca. Dan saya salah satu yang dinyatakan lulus wisuda Akademi Berea angkatan pertama.
Puji Tuhan, saya diberi tugas oleh Tuhan jadi Gembala Sidang di GBI Karawang Plaza. Dalam pelayanan penggembalaan, saya mulai mengajar jemaat kepada Gambar Kehendak Allah Seutuhnya, namun ada dari antara jemaat yang menganggap pengajaran itu terlalu dalam dan tinggi, tetapi saya tetap berdoa, supaya pengajaran kebenaran itu disertai kuasa dari Allaholeh Yesus Kristus.
Pada suatu hari saya membesuk seorang ibu. Ibu ini selalu mengalami pusing sakit kepala kalau mulai malam minggu. Puncak sakitnya pada hari minggu, tetapi pada hari Senin pusing kepala itu sembuh, maka jelas hari Minggu ia tidak bisa ibadah. Saya temukan ini adalah penyakit yang aneh. Memang pekerjaan tipu muslihat Iblis itu sangat rumit, tetapi karena saya sudah memiliki pengetahuan dunia roh, maka pada saat itu saya mulai berdoa dan saya mulai mengutuk roh-roh yang merasuki sampai ke dalam syaraf-syarafnya. Saya mulai usir roh najis yang mengakibatkan sakit pusing. Pada saat itu dia jatuh lemas. Lalu saya bertanya kepadanya, “Kamu siapa?”, lalu dia menjawab, “Aku adalah Sinden.”, artinya dia dirasuk oleh roh najis bernama Sinden. Dan ada banyak pengalaman rohani terjadi setelah saya menerima pengetahuan kebenaran melalui Akademi Berea.
Saya sudah dinyatakan lulus wisuda angkatan pertama. Namun melalui pelajaran Akademi Berea ada banyak inspirasi-inspirasi baru yang terungkapkan yang saya tidak temukan di tempat lain. Maka dari Karawang berangkat jam 5 pagi tetap ikut belajar firman Allah di sekolah Akademi Berea.
Kiranya kesaksian dan pengalaman saya ini dapat menjadi berkat kepada yang membacanya.
Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Oleh Pdt. Yohanes Lumembang.
Peserta Akademi Berea

Kesaksian - Pengajaran Abad 21

Sewaktu saya berusia 9 tahun saya ingin bertemu dan melihat Allah dengan pikiran anak-anak yang sangat terbatas. Saya ingin melihat Allah sama seperti saya makan mangga, dapat melihat buah mangganya, makan apel ada barangnya. Saya bertanya kepada orang-orang dewasa pada waktu itu. Allah dimana?, dan mereka selalu mengatakan Allah itu ada di atas. Di awan-awan sana, di tempat yang sangat tinggi.
Pernah suatu kali saya berkelahi dengan anak tetangga, saya dimarahi habis-habisan oleh orang tua saya karena kenakalan saya itu. Orang tua saya begitu galak, maka saya takut sekali dan bersembunyi dengan naik ke atap rumah dari jam 6 sore hingga 8.30 malam. Saya pikir makin tinggi saya berada makin dapat melihat Allah. Akhirnya sampai saya turun tidak dapat melihat Allah.
Memang saya berasal dari keluarga besar yang menganut Konghucu dan Buddha. Saya selalu ditekankan untuk dapat berprilaku baik kepada setiap orang, sehingga ketika mati dapat bereinkarnasi ke tingkat kehidupan yang lebih baik. Kalau berbuat jahat seperti membunuh nanti akan dilahirkan lagi menjadi binatang seperti ayam, burung, sapi dll.
Saya juga mempelajari ilmu putih untuk menjaga diri seperti kebal bacok dan ilmu kejawen dengan meditasi sambil berpuasa 40 hari. Meditasi itu mencakup 9 lobang yang ada di tubuh. Seakan-akan ditutup, menarik nafas dari hidung dan dikumpulkan di kepala dan kalau sudah tidak tahan dihembuskan berulang-ulang dan hanya mengingat allah saja. Pertama-tama memang berat sampai mau terkencing-kencing. Tetapi lama-kelamaan biasa. Dalam meditasi tersebut roh kita bisa keluar dari tubuh. Saya takut juga kalau roh itu tidak balik kembali. Makanya saya tidak meneruskan. Lalu saya sempat juga belajar ilmu mati geni dan terakhir saya mempelajari Reiki sampai tingkat master.
Tahun 1998 saya menikah secara katolik karena ikut istri. Namun lagi-lagi dengan dogma dan doktrin katolik, masih saja saya tidak puas dan tidak menjawab pengertian Allah yang saya cari sejak kanak-kanak. Saya belum mendapatkan pengertian Allah dengan jelas.
Halleluya! Di tahun 2002 saya mulai mendapat jawaban atas keingintahuan saya tentang Allah. Saya melihat ada seminar di Bapindo Plaza yang berjudul “Roh Kudus dan Alkitab” yang dibawakan oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim. Inilah pengajaran yang mampu merubahkan hidup saya dan memberikan pemahaman saya terhadap Allah yang saya cari dengan jelas. Setelah seminar saya sangat berminat mendalami pengajaran Berea selama 2 tahun hingga lulus. Saya benar-benar dengan sangat puas dapat mengerti keberadaan Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus), memahami dengan jelas sekali konsep kebangkitan dan mengerti dunia rohani. Setelah itu saya benar-benar bertobat. Saya menyerahkan hidup dan mati saya kepada Tuhan Yesus. Saya minta dibaptis selam yang sesuai dengan firman Tuhan seperti yang diajarkan oleh pengajaran Berea.
Setelah saya mengenal ajaran Berea, tanda-tanda seperti dalam Markus 16:16-18 benar-benar saya alami. Saya mempraktekkan ajaran Berea dengan mengusir roh-roh najis dan menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus, dan itu memang benar-benar terbukti.
Sepatutnya kita kembali kepada firman, kembali kepada Alkitab seperti yang diajarkan oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim. Hanya dengan kembali kepada firman Tuhan kita dapat menang terhadap Iblis, seperti yang Tuhan Yesus katakan: “Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Matius 16:18). Dan memang sepantasnya pengajaran Berea ini menjadi pengajaran abad 21 dan setiap orang Kristen harus mengetahui.

Oleh: Leonardo Latif
Peserta Akademi Berea

10.000 pemimpin Rohani Berea dunia

Berea Academy

Terbuka era 10.000 pemimpin Berea rohani.

Wisudawan “Berea Academy” sudah mencapai 10.000 orang. “Berea Academy” yang dimulai pada 4 Mei 1973, dan berdiri secara resmi pada tahun 1976, sudah menghasilkan pemimpin rohani, mengadakan wisuda yang ke-35 di Aula Utama Gereja Sungrak Seoul.

Wisuda angkatan ke-35 tanggal 3 Februai 2007 ada sebanyak 597 wisudawan, sehingga total 10.380 orang dari sejak wisuda angkatan pertama tanggal 10 Mei 1980 dengan jumlah 40 wisudawan.

Di dalam jumlah tersebut sudah termasuk 310 orang dari 24 center/pusat pengajaran “Berea Academy” di 20 negara, termasuk Indonesia.

Foto wisuda Akademi Berea - Jakarta

Founder Akademi Berea Rev. Dr. Ki Dong Kim (no. 3 dari kiri), Ibu Yohana Koh Direktur Berea Indonesia (no.4) beserta para guru besar.

Foto salah satu angkatan Wisudawan Akademi Berea Indonesia

Berbagai angkatan dan lulusan Akademi Berea Indonesia

Angkatan 1 Tgl 5 Agustus 2000
Angkatan 2 Tgl 21 Juli 2001
Angkatan 3 Tgl 19 Agustus 2002
Angkatan 4 Tgl 23 Agustus 2003
Angkatan 5 Tgl 28 Agustus 2004
Angkatan 6 Tgl 1 Nov 2004
Angkatan 7 Tgl 12 Nov 2005
Angkatan 8 Tgl 4 Agustus 2006

Kebanyakan para mahasiswa yang mengikuti Akademi Berea dari berbagai denominasi, gembala sidang, pendeta dan pelayan di gereja masing-masing. Akademi Berea mendidik dan menuntun semua siswa belajar melalui Alkitab untuk mengenal gambar kehendak Allah. Syarat untuk mengikuti perkuliahan di Akademi Berea telah membaca Alkitab minimal 3 kali dan mengikuti perkuliahan dengan aktif.

Kurikulum Akademi Berea


Mata kuliah
Semester 1 & 2 - Kaca Mata Alkitab
Membuat suku cadang mobil.
Bagaimana Membaca Alkitab (Teropong Alkitab).
Bagaimana melihat apa yang ada di dalam Alkitab. Persis seperti peralatan optik. Dibutuhkan untuk setiap objek yang diteliti. Murid-murid dipersiapkan dengan lensa yang tepat agar dapat melihat dengan benar apa yang ada di Alkitab.
Semester 1:
Fokus Alkitab
Tiga Pribadi Spiritual
Budaya dan Iman
Nabi-nabi dan Saksi-saksi
Kerajaan Israel
Dunia non-Kristen
Masa Israel dan Masa Yesus
Prinsip Allah dan Mujizat-mujizat Ilahi
Memahami Allah
Tiga langit
Yesus Kristus, Hukum Taurat dan Injil
Iman dan Agama
Nama Yesus
Janji Universal
Semester 2:
Nama Allah
Otoritas Ilahi
Iblis
Klimaks Pewahyuan
Orang Kudus sebagai rekan sekerja Allah
Kerajaan Allah
Mandat Penginjilan
Sifat Dasar Pertobatan
Warisan Orang-orang Kudus
Semester 3 - Gambar Kehendak Allah
Memasang suku cadang mobil.
Bagaimana penemuan bagian-bagian sebelumnya dijalin menjadi sebuah cerita yang begitu lengkap sehingga mencakup keseluruhan Alkitab. Dengan sangat konsisten sehingga disebut "Gambar Kehendak Allah".
Semester 3:
Masa Pra-Adam (Penciptaan hingga Adam)
Masa Perasaan Ilahi (Adam hingga Nuh)
Masa Pengorbanan (Nuh hingga Musa)
Masa Hukum Taurat (Musa hingga Yohanes pembaptis)
Masa Anugrah (Kelahiran Yesus Kristus hingga kedatangan-Nya kedua kali
Masa Seribu Tahun (Kedatangan Yesus Kedua kali hingga penghakiman besar)
Semester 4 - Pengantara Injil
Mengemudikan mobil.
Bagaimana menerapkan pengajaran dari semester-semester sebelumnya dalam kehidupan iman seseorang dan/atau praktek dalam pelayanan dan membawa Injil Yesus kepada jiwa-jiwa.
Semester 4:
Studi tentang sarana-sarana Intersesi Injil dan dengan cara sedemikian diharapkan memampukan para pelajar member respon yang positif terhadap pelayanan, sehingga melalui pelbagai sarana itu, gereja masing-masing dilengkapai untuk memahami serta mewujud-nyatakan misi mereka.