Kesaksian - Firman yang membangkitkan suamiku

Pada Selasa pagi tepatnya 1 Maret 2005. Seperti biasa kami mengadakan ibadah komsel di klinik saya dan ada beberapa jemaat Berea dan peserta Akademi Berea yang ikut serta dalam komsel tersebut, tiba-tiba saya mendengar teriakan dari pembantu rumah saya bahwa bapak (suami saya) jatuh. Saya secepatnya berlari ke bawah dan melihat suami saya telah terkapar dan nafasnya tersengal-sengal, kemudian tidak bergerak sama sekali. Waktu itu saya cek detak jantung maupun nadinya, ternyata berhenti dan wajahnya sudah hitam dan juga kotorannya sudah keluar. Tetapi dalam keadaan tersebut saya berteriak dan berdoa sekuat tenaga saya bersama dengan beberapa jemaat komsel. Saya katakan, " Hai roh najis! engkau keluar dari tubuh suami saya!" Dan kami berdoa meminta agar roh dan jiwa suami saya kembali ke tubuhnya.
Kami berteriak, "Tuhan Yesus, tolong!" Teriakan dan doa kami saya rasakan seperti menjebol tembok atap rumah saya dan langsung mencapai sorga. Setelah berteriak hampir 40 menit, tiba-tiba suami saya sadar kembali dan ia membuka matanya, walaupun pertama-tama masih gelap, tetapi tak lama kemudian dia bisa melihat dengan jelas.
Tiba-tiba saya teringat firman Tuhan dimana Lazarus dibangkitkan setelah mati selama empat hari dan juga anak Yairus ketika dibangkitkan oleh Tuhan, diperintahkan untuk diberi makan. Kemudian saya memberi minum pada suami saya, anehnya setelah itu suami saya dapat berjalan sendiri ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit yang berada dekat rumah saya.
Setelah diperiksa oleh dokter di sana, dokter itu mengatakan bahwa suami saya mengalami hal yang aneh karena begitu dicek jantungnya, dokter itu mengatakan jantungnya pernah berhenti, karena ia bisa melihat bahwa jantung suami saya masih bergetar dan belum bekerja dengan normal.
Puji Tuhan, saya benar-benar bersyukur karena saya banyak mengerti kebenaran waktu belajar di Akademi Berea dan juga mendengar khotbah dari Pdt. Dr. Ki Dong Kim, sehingga saya tidak cepat-cepat membawa suami saya ke rumah sakit. Tetapi berdoa dan bersandar pada Firman Tuhan, sehingga suami saya bisa dihidupkan kembali oleh Tuhan Yesus.
Kemuliaan hanya untuk Tuhan Yesus. Haleluya, Amin.

Oleh dr. Herawati
Peserta Akademi Berea